Jumat, 16 Maret 2012

Dampak Positif dan Negatif Games

  • Positif
Game itu membuat orang pintar. Penelitian di Manchester University dan Central Lanchashire University membuktikan bahwa gamer yang bermain game 18 jam per minggu (rata-rata 2.5 jam/hari) memiliki koordinasi yang baik antara tangan dan mata setara dengan kemampuan atlet. Akan tetapi lebih banyak orang yang bermain dalam waktu jauh lebih lama.
Meningkatkan konsentrasi. Dr. Jo Bryce, kepala penelitian di suatu universitas di Iggris menemukan bahwa gamer sejati punya daya konsentrasi tinggi yang memungkinkan mereka mampu menuntaskan beberapa tugas.
Ketajaman mata yang lebih cepat. Penelitian di Rochester University mengungkapkan bahwa anak-anak yang memainkan game action secara teratur memiliki ketajaman mata yang lebih cepat daripada mereka yang tidak terbiasa bermain game.
Meningkatkan kinerja otak dan memacu otak dalam menerima cerita. Sama halnya dengan belajar, bermain game yang tidak berlebihan dapat meningkatkan kinerja otak bahkan memiliki kapasitas jenuh yang lebih sedikit dibandingkan dengan belajar dan membaca buku.
Meningkatkan kemampuan membaca. Psikolog di Finland University menyatakan bahwa video game bisa membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan baca mereka. Jadi, keluhan soal bermain game yang dapat menurunkan budaya membaca tidaklah beralasan.
Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Riset di Indonesia membuktikan bahwa banyak pria yang mahir bahasa Inggris di sekolah ataupun di universitas tanpa melalui kursus adalah mereka yang suka bermain game.
Membantu bersosialisasi. Beberapa profesor di Loyola University, Chicago telah mengadakan penelitian dan menurut mereka game online dapat menumbuhkan interaksi sosial yang menentang stereotip gamer yang terisolasi. friendship, brotherhood, organisasi (guild), menghadapi conflict bersama (guild wars), managing people (jika menjadi guild leader), kontrol emosi, politik, dsb.
Mengusir stres!!! Para peneliti di Indiana University menjelaskan bahwa bermain game dapat mengendurkan ketegangan syaraf. Jelas aja daripada berantem mendingan berantem lewat game, darahnya bohongan, senjata bohongan, semuanya serba bohongan, buat apa kita hidup di jaman digital kalau tidak memanfaatkannya.
Memulihkan kondisi tubuh. Dr. Mark Griffiths, psikolog di Nottingham Trent University melakukan penelitian sejauh mana manfaat game dalam terapi fisik.
Meningkatkan kecepatan dalam mengetik, karena beberapa game online mengharuskan player untuk mengetik ketika berkomunikasi dengan lawan bicara.
Melatih kemampuan berdagang.
Negatif:
- Menyebabkan efek ketagihan
game elektronik pada umumnya dapat menyebabkan efek berkesinambungan untuk bermain game tsb. Karena setiap game yang dibuat memiliki tujuan final seperti misalnya mencapai level tertinggi dengan equip yang keren atau menyelesaikan semua quest untuk melawan musuh terkuat dan menyelesaikan game tersebut.

- Pemborosan
Kalo dihitung sudah berapa uang yang dihabiskan seorang gamer yang bermain games online selama bertahun-tahun?? Kalo dikumpulkan mungkin uang tersebut bisa dibelikan sebuah barang mewah yang nyata. Beberapa bahkan rela mengeluarkan banyak rupiah demi equip dewa yang langka bisa nyala-nyala damage gede efek khusus atau hanya sekedar menukarkan “uang” didalam game dengan rupiah.

- Mencuri
Maaf sebelumnya…”bukanya menuduh” atau “menjelekkan” tapi “sebagian” gamers game online akan melakukan apa saja demi menaklukan games yang dimainkan nya walaupun dengan cara yang tidak halal. Seperti mencuri ID kemudian melucuti equip2 yang mahal, mengambil uang nya, dan dapa juga menggunakan chet untuk mengambil user orang ,, hanya demi mencapai keinginannya.

- Menggangu kesehatan
Dengan hanya melakukan kegiatan pasif diam duduk didepan komputer berjam-jam berhari-hari dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan. Mulai dari gangguan mata(efek radiasi monitor), kepala pusing(kurang tidur), bau badan menyengat(jarang mandi), perut(pola makan jadi gak teratur), dsb.

Jumat, 21 Oktober 2011

Snickers And The Chicken Fighter (1999 - Present) Malang Punk Rock


Satu kata saat pertama gue denger lagu mereka yang judulnya "Party Line", bener-bener ini band gokil! Band asal kota Malang ini yang terbentuk pada tahun 1999 dan tetep eksis sampai sekarang baru saja meluncurkan album pertama mereka dengan self titled "Snickers And The Chicken Fighter" (No Label Records, 2011) yang wajib banget dibeli.

Band yang diisi oleh Aditya Kurniawan (Bass/Vocal), Jefry Triharto (Guitar/Vocal), Cahaya Satya Andhyka (Guitar/Vocal), dan Jaka Satya (Drums) kata mereka tentang warna musiknya sih :

"Punk Rock. Tapi tidak berhenti pada pakem punk rock saja, kami me-mixing beberapa warna musik yang kami rasa masih bisa berbaur dalam warna punk rock itu sendiri dalam takaran yang pas, ex: Hardcore, Ska, Blues, Rock, Rap, etc. Whatever we think it was fit.
“Catchy” kurang cukup untuk menggambarkan musik kami. Quality lagu SATCF terdiri dari komposisi Beat dan Lyric yang pas dan sedikit nakal yang up to date. Hal ini cukup bisa me-represents benang merah dari musik kami."

By the way, mereka juga masuk review di Belgia man! Dikutip dari www.zwarmetallen.com yang tahun depan rencana akan tour kesana. Nah bagi yang penasaran sama musiknya, gue bakal review  dari album self titled mereka yang terbaru. 

Sejarah "BLINK 182"





Blink-182 adalah band pop punk asal Amerika Serikat yang beranggotakan trio Mark Hoppus,Tom DeLonge, dan Travis Barker. Mereka telah menjual lebih dari 27 juta copy album di seluruh dunia sejak terbentuk di PowayCalifornia pada tahun 1992. Bersama dengan drummer pertama mereka, Scott Raynor, Blink-182 merilis album perdana mereka, Cheshire Cat, pada tahun 1994 dan mendapatkan sukses menengah dengan album berikutnya, Dude Ranch, pada tahun 1997.Dude Ranch hingga saat ini tercatat telah terjual lebih dari satu juta keping. Scott Raynor kemudian digantikan oleh Travis Barker pada pertengahan tour tahun 1998.
Blink-182 mendapatkan sukses yang lebih besar pada tahun 1999 dengan penjualan album multi-platinum Enema of the State, yang mencapai posisi 9 di chart Billboard 200 berkat singel "What's My Age Again" dan "All the Small Things". Blink-182 segera mendapatkan popularitas atas rasa humor mereka yang kurang sopan. Album mereka berikutnya, Take Off Your Pants and Jacket, pada tahun 2001 berhasil mencapai posisi 1 di Amerika SerikatKanada, danJerman. Album kelima mereka, Blink-182 dirilis pada tahun 2003 dan merupakan titik perubahan gaya Blink-182, dengan mencampur unsur eksperimental dan suara pop punk khas mereka yang menghasilkan suara yang terdengar lebih dewasa.
Tom DeLonge meninggalkan Blink-182 pada awal 2005, membuat status Blink-182 berada dalam masa vakum. Setelah itu, DeLonge membentuk band Angels & Airwaves sementara Hoppus dan Barker membentuk band +44. Pasca vakumnya +44, Hoppus dan Barker kemudian mulai melakukan solo-karir.
Blink-182 bersatu kembali pada Februari 2009. Album keenam mereka, Neighborhoods, dirilis pada 27 September 2011.